Senin, 05 November 2012

Contoh PKP PGSD


UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS IV SD NEGERI 3 MEMBALONG TENTANG KEGIATAN EKONOMI DALAM MEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM
PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN
METODE KERJA KELOMPOK


ABSTRAK

Mata pelajaran IPS merupakan salah satu bidang studi kurikuler di tingkat Sekolah Dasar (SD). Karena rendahnya pemahaman siswa terhadap pelajaran ini khususnya materi kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam di kelas IV SD Negeri 3 Membalong, penulis melakukan perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tiga siklus pembelajaran. Kegiatan penelitian dilaksanakan di SD Negeri 3 Membalong semester II tahun pelajaran 2010/2011 pada siswa kelas IV yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari 11 laki-laki dan 9 perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi dalam memanfaatan sumber daya alam dengan menggunakan metode kerja kelompok. Setelah dilakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode kerja kelompok, hasil dan aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dari data yang dikumpulkan, pada kegiatan pembelajaran pra siklus hanya 7 siswa yang memperoleh nilai ≥ KKM dengan nilai rata-rata kelas 41,5. Hasil belajar siswa terus meningkat pada siklus I, II, dan pada siklus III hanya 2 siswa yang belum mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata kelas 80,5. Persentase ketuntasan siswa meningkat, dari 35% pada kegiatan pembelajaran pra siklus menjadi 90% pada perbaikan pembelajaran siklus III. Maka deskripsi dari data yang dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS tentang kegiatan ekonomi dalam memanfaatan sumber daya alam di kelas IV SD Negeri 3 Membalong. Dengan demikian, metode kerja kelompok merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi dalam memanfaatan sumber daya alam.


Kata Kunci : Pelajaran IPS di SD, Metode kerja kelompok, Hasil Belajar.


-->
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidkan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.  Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
            Menurut Driyarkara (dalam Mikarsa, Taufik dan Prianto: 2009) Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Peningkatan manusia muda ke taraf inisiasi harus diwujudkan didalam seluruh proses atau upaya pendidikan. Menurut Dictionary of Education bahwa pendidikan adalah :
1)      Proses, di mana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya didalam masyarakat, dimana manusia hidup;
2)      Proses sosial, di mana seseorang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah) sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemapuan individu yang optimum.
            Pendapat diatas memandang pendidikan bukan hanya sebagai pemberian informasi pengetahuan dan pembentukan keterampilan melainkan lebih luas dari itu, meliputi usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan.
            Tujuan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) mencakup pembentukan dasar kepribadian siswa sebagai manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan perkembangan dirinya. Secara operasional pendidikan SD, dinyatakan di dalam Kurikulum Pendidikan Dasar, yaitu memberi bekal kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta persiapan untuk mengikuti pendidikan SLTP.           
            Agar tujuan pendidikan tersebut di sekolah dapat dicapai, maka guru mempunyai peranan penting sebagai fasilitator dalam mentransfer ilmu pendidikan yang dibutuhkan siswa sesuai dengan tingkat perkembangannnya melalui kegiatan pembelajaran di kelas.
Berdasarkan dari uraian diatas, penulis telah melakukan evaluasi dan penilaian pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas IV SD Negeri 3 Membalong materi kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam. Hasil evaluasi menunjukkan dari 20 siswa hanya 7 orang yang mendapat nilai >KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sedangkan sisanya 13 orang mendapat nilai KKM. Jadi siswa yang belum menguasai materi pelajaran sebanyak 65 %.
 Dilihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan masih banyaknya siswa yang belum menguasai materi pelajaran dan belum tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka penulis mengadakan perbaikan pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa yang maksimal. Kegiatan perbaikan ini dilaksanakan melalui "Penelitian Tindakan Kelas" (PTK). Menurut Raka Joni, Kardiawarman, & Hadisubroto (dalam Wardhani : 2008) tujuan PTK adalah memperbaiki praktik pembelajaran dengan sasaran akhir belajar siswa. Dengan adanya PTK kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut tidak akan berlanjut. Jika kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat.
Dari refleksi dan pengamatan yang dilakukan, rendahnya hasil belajar dikarenakan metode yang digunakan tidak memotivasi dan mengaktifkan siswa. Oleh karena itu penulis berupaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam di kelas IV SD Negeri 3 Membalong dengan menggunakan metode kerja kelompok. Menurut Hamalik (2001) cara menggerakkan motivasi belajar siswa salah satunya dengan kerja kelompok. Dengan kerja kelompok dimana melakukan kerjasama dalam belajar, setiap anggota kelompok turutnya, kadang-kadang perasaan untuk mempertahankan nama baik kelompok menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar.

B.     Identifikasi Masalah
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya pemahaman dan hasil belajar siswa serta kurangnya minat belajar siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, penulis melakukan refleksi diri, berdiskusi dengan teman sejawat dan supervisor dan diketahui faktor penyebab belum optimalnya strategi pembelajaran yang dilakukan guru adalah sebagi berikut:
1.         Metode mengajar yang digunakan tidak memotivasi dan membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran.
2.         Guru menjelaskan materi terlalu cepat.
3.         Guru banyak berceramah dan tidak memberikan kesempatan siswa bertanya.
4.         Masih banyak siswa yang pasif karena guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran.

C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, rumusan masalah yang menjadi fokus perbaikan dan penelitian adalah :
1.      Apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkatkan hasil belajar siswa tentang kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 3 Membalong?
2.      Apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkatkan aktivitas belajar siswa tentang kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 3 Membalong?
                                
D.    Tujuan Perbaikan
Adapun tujuan dari perbaikan dan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan  hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 3 Membalong tentang kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.      Untuk mengetahui apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan  aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 3 Membalong tentang kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam.

E.     Manfaat Perbaikan
1.  Bagi Siswa
Ø  Meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa
Ø  Siswa termotivasi untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Ø  Pelajaran IPS akan menjadi pelajaran yang menyenangkan bagi siswa
2.  Bagi Guru
Ø  Guru dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya sehingga akan menimbulkan rasa puas karena telah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Ø  Guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran.
Ø  Membuat guru lebih percaya diri karena menganalisis kinerjanya sendiri sehingga megetahui dan mengatasi kelemahan dan kekurannya.
Ø  Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.
3.   Bagi Sekolah
Ø  Kualitas/mutu pendidikan disekolah meningkat
Ø  Strategi/teknik pembelajaran yang dihasilkan dapat disebarluaskan kepada sekolah lain.








BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pembelajaran IPS di SD
Istilah IPS dan keberadaannnya dalam kurikulum persekolahan di Indonesia tidak lepas dari perkembangan dan keberadaan Sosial studies (studi sosial) di Amerika Serikat. Oleh karenanya gerakan dan paham social studies  di Amerika Serikat banyak mempengaruhi pemikiran mengenai IPS di Indonesia.
IPS yang kita kenal di Indonesia bukan ilmu sosial. Oleh karena itu proses pembelajaran IPS pada berbagai tingkat pendidikan baik Pendidikan Tinggi, juga pada tingkat persekolahan mulai dari tingkat SD dan sekolah lanjutan pertama maupun lanjutan atas, tidak menekankan aspek teoritis keilmuannya, melainkan lebih menekankan kepada segi praktis mempelajari, menelaah serta mengkaji gejala dan masalah sosial, dengan mempertimbangkan bobot dan tingkat kemampuan peserta didik pada tiap jenjang yang berbeda.
Sebagai bidang pengetahuan, ruang lingkup IPS dapat terlihat nyata dari tujuannya. Adapun tujuan bidang studi IPS tersebut adalah :
1.      IPS mempersiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang sosial science jika ia nantinya masuk perguruan tinggi.
2.      IPS bertujuan mendidik kewarganegaraan yang baik.
3.      IPS hakikatnya merupakan suatu kompromi antara 1 dan 2 diatas.
4.      IPS mempelajari closed areas atau masalah-masalah sosial yang pantang untuk di bicarakan dimuka umum.
5.      Bidang studi IPS bertujuan dengan materi yang dipilih, disaring dan disinkronkan kembali. Maka sasaran seluruh kegiatan belajar dan pembelajaran IPS mengarah kepada pembinaan warga negara Indonesia atas dasar moral Pancasila/UUD 1945 dan sikap rasional dalam kehidupan.
Landasan penyusunan Kurikulum IPS SD Tahun 2006 tidak lepas dari Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. UUD 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan  dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.
            Dalam bukunya Sardjiyo, Sugandi dan Ischak (2009) mengemukakan bahwa IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan. Tujuan kurikuler pendidikan IPS di SD secara keseluruhan adalah sebagai berikut;
a.       Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.
b.      Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
c.       Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat  dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
d.      Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
e.       Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam kegiatan pembelajaran IPS, siswa dapat dibawa langsung ke dalam lingkungan alam dan masyarakat untuk mengetahui makna serta manfaat mata pelajaran IPS secara nyata. Pada ruang lingkup IPS SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
·         Manusia, tempat dan lingkungannya.
·         Waktu, keberlanjutan dan perubahan.
·         Sistem sosial dan budaya.
·         Prilaku ekonomi dan kesejahteraan
Dalam pembelajaran IPS di SD, seorang guru IPS hendaknya menguasai perbedaan konsep-konsep esensial ilmu sosial dengan ilmu pengetahuan sosial atau studi sosial sehingga membentuk subjek didik sesuai tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai. Perbedaan antara ilmu sosial dengan ilmu pengetahuan sosial/studi sosial adalah pengertian, tujuan pembelajaran, pendekatannya dan tempat pembelajaran.
            Adapun manfaat  mempelajari IPS adalah :
1.      Pengalaman lansung apabila guru IPS memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar.
2.      Kemampuan identifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dimasyarakat.
3.      Kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat.
4.      Kemampuan mengembangkan pengetahuan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi serta mempersiapkan diri untuk terjun sebagai anggota masyarakat.

B.     Metode kerja kelompok
            Pengertian metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara yang teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai maksud (dl ilmu pengetahuan dsb); cara kerja yang bersitem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
            Dalam bahasa Inggris, method berarti cara. Apabila dikaitkan dengan pembelajaran, metode adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa. Karena metode lebih menekankan pada peran guru, istilah metode sering digandengkan dengan kata mengajar, yaitu metode mengajar. Joni (dalam Anitah dkk.: 2009) mengemukakan bahwa metode adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencpai tujuan tertentu.
            Metode mengajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Setiap metode yang digunakan guru dalam mengajar di kelas mempunyai kelebihan dan kekurangan, untuk itu guru harus pandai memilih metode yang cocok sesuai dengan pokok bahasan yang ingin disampaikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih metode adalah sebagai berikut :
a.       Tujuan pembelajaran
b.      Kemampuan guru terhadapa materi dan metode yang akan dipilih.
c.       Kemampuan siswa yang belajar.
d.      Jumlah siswa yang belajar.
e.       Situasi atau kondisi saat belajar.
f.       Fasilitas yang dimiliki (media dan sumber belajar).
g.      Evaluasi yang dipakai.
Untuk mengajarkan suatu subpokok bahasan membutuhkan beberapa metode, tidak cukup dengan satu atau dua metode mengajar saja. Dalam merancang metode, guru harus memperhatikan susunan program atau struktur program, Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) dan analisis materi pelajaran.
Combs dkk. (dalam Satori dkk.: 2008) mengemukakan bimbingan sosial diarahkan kepada upaya membantu peserta didik mengembangkan keterampilan sosial atau interaksi di dalam kelompok. Keterampilan sosial, yaitu kecakapan berinteraksi dengan orang lain, dan cara-cara yang digunakan di dalam berinteraksi tersebut sesuai dengan aturan dan tujuan dalam konteks kehidupan sosial tertentu .
Peran penting yang perlu dimainkan guru dalam kaitannya layanan bimbingan sosial ialah mengembangkan atmosfir kelas. Atmosfir kelas yang kondusif bagi perkembangan sosial ialah yang dapat menumbuhkan :
1)      Rasa turut memiliki kelompok, ditandai dengan identifikasi, loyalitas, dan berorientasi pada pemenuhan kewajiban kelompok;
2)      Partisipasi kelompok, ditandai dengan kerja sama, bersikap membantu, dan mengikuti aturan main;
3)      Penerimaan terhadap keragaman individual dan kelompok dan menghargai keistimewaan orang lain.
Menurut Natawijaya (dalam Mikarsa, Taufik dan Prianto : 2009) cara yang paling strategis membimbing siswa di SD adalah melalui bimbingan kelompok. Kelebihan srategi kelompok dibandingkan strategi individual (perorangan) antara lain adalah lebih efesien dan lebih sesuai dengan karakteristik perkembangan anak SD.
Menurut Sardjiyo, Sugandi dan Ischak (2009) metode kerja kelompok adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang membagi siswa didalam satu kelas menjadi beberapa kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Pelaksanaan kerja kelompok tergantung pada beberapa faktor, misalnya tujuan khusus yang ingin dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas yang digunakan. Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk hal-hal berikut ini:
1.      Mengatasi kekurangan alat dan sumber belajar.
2.      Mengatasi perbedaan kemampuan belajar siswa.
3.      Mengatasi adanya perbedaan minat belajar siswa.
4.      Mengatasi tugas pekerjaan yang sangat banyak atau sangat luas.
Kelebihan metode kerja kelompok yaitu dapat memupuk rasa kerja sama, tugas yang luas dapat diselesaikan dengan cepat, dan timbul persaingan yang sehat. Sedangkan kelemahan dari metode kerja kelompok yaitu adanya sifat-sifat seseorang yang ingin menonjol atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri atau tergantung kepada orang lain, dan orang yang kurang cakap akan menghambat kelancaran tugas atau didominasi oleh seseorang. Metode ini dapat digunakan secara bersama-sama  atau sendiri-sendiri dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, serta bahan dan alat yang tersedia.
Robert L. Cilstrap dan Wiliam R Martin (dalam Purwati : 2009) memberi pengertian kerja kelompok sebagai kegiatan yang biasanya berjumlah kecil yang diorganisir untuk kepentingan belajar. dan memberi solusi untuk mengaktifkan siswa dengan cara kerja kelompok karena kerja kelompok menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu.  Tujuan kerja kelompok adalah agar siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama. Keberhasilan kerja kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu tersebut. Kelebihan kerja kelompok antara lain sebagai berikut (1) dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan
membahas sesuatu masalah, (2) dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan berdiskusi, (3) dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pendapat orang lain, dan (4) para siswa lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
Menurut Ibrahim, dkk.(dalam Yasa: 2008) pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Cooper (dalam Yasa : 2008) mengungkapkan keuntungan dari metode pembelajaran kooperatif, antara lain: (1) siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, (2) siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, (3) meningkatkan ingatan siswa, dan (4) meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran.
Menurut Ibrahim (dalam Yasa: 2008), unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut: (1) siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama, (2) siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, (3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, (4) siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, (5) siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, (6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan (7) siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara  individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
            Harapan guru terhadap peserta didik sekaligus merupakan peran peserta didik itu. Good dan Brophy (dalam Satori dkk.: 2008) merumuskan peran peserta didik ini kedalam tiga peran pokok, yaitu: penguasaan keterampilan dasar, pengembangan minat terhadap pengetahuan tentang topik-topik yang terkandung dalam kurikulum, dan partisipasi sebagai anggota kelompok.

C.    Hasil belajar
Pengertian belajar yang cukup konprehensif diberikan oleh Bell-Gredler (dalam Winataputra dkk. : 2007) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitudes). Menurut Bruner (dalam Winataputra dkk.: 2007) pada dasarnya belajar merupakan proses kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar, yaitu (1) proses perolehan informasi baru, (2) proses mentransformasikan informasi yang diterima, dan (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Menurut Anitah dkk.(2009) ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar, yaitu: (1) belajar untuk mengetahui (learning to know). (2) belajar untuk berbuat (learning to do), (3) belajar untuk menjadi (learning to be), dan (4) belajar untuk hidup bersama (learning to live together). Keempat pilar tersebut perlu diperhatikan agar hasil belajar yang diperoleh benar-benar bermakna dalam kehidupannya maupun kehidupan orang lain, sehingga dapat mengantarkan siswa menjadi manusia yang mandiri yang mampu mengenal, mengarahkan, dan merencanakannya dirinya sendiri.  Menurut Hilgard (dalam Anitah dkk.: 2009), belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan. Perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif.
           Dalam bukunya, Tjokrodikaryo dan Soetjipto (1974-1975) mengemukakan bahwa evaluasi hasil belajar IPS bertalian dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuan IPS kita harus memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
1.      Hasil belajar merupakan pengetahuan dan pengertian;
2.      Hasil belajar dalam bentuk sikap dan kelakuan sebagai warga negara yang baik;
3.      Hasil belajar dalam bentuk kemampuan untuk menggunakan metode ilmiah dan pemecahan masalah-masalah sosial;
4.      Hasil belajar dalam bentuk keterampilan dalam menggunakan alat-alat IPS seperti peta, grafik, tabel dan sebagainya.
           Dalam bukunya, Anitah (2009) mengemukakan keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
1.      Faktor dari dalam diri siswa sendiri  (intern), diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, motivasi, perhatian, kelemahan, dan kesehatan fisik, serta kebiasaan siswa.
2.      Faktor dari luar diri siswa (ekstern), diantaranya adalah lingkungan fisik, lingkungan non fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program dan disiplin sekolah, program dan sikap guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.
           Keberhasilan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh pamahaman guru terhadap hakikat belajar. Fungsi pemahaman guru terhadap hakikat belajar adalah supaya dalam pelaksanaannya guru dapat mengelola dan membimbing proses pembelajaran sesuai dengan kaidah-kaidah belajar serta dapat memberikan tindak lanjut dalam kegiatan belajar.





























BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.    Subjek Peneltian
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 3 Membalong Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung semester II Tahun pelajaran 2010/2011 pada mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam. Subjek penelitian berjumlah 20 siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan, dengan jadwal pelaksanaan pada tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jadwal Perbaikan Pelajaran
No.
Hari/Tanggal
Waktu
Mata Pelajaran
Siklus
1
Kamis, 3 Maret 2011
2 X 35 menit
IPS
I
2
Selasa, 8 Maret 2011
2 X 35 menit
IPS
II
3
Kamis, 10 Maret 2011
2 X 35 menit
IPS
III

Tingkat kecerdasan siswa dalam menerima materi pelajaran dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini :
Tabel 3.2
Karakteristik Siswa
No.
Nama Siswa
Tingkat kecerdasan
Tinggi
Sedang
Rendah
1.
ANDRI HERMAWAN


ü
2.
DELINA

ü

3.
DIKI SAPUTRA


ü
4.
EGIDIA RAHAYU
ü


5.
EGI SAPUTRA

ü

6.
EKO
ü


7.
FADILA

ü

8.
FIKRI

ü

9.
HENDRAWAN

ü

10.
MARSUSINTO
ü


11.
PENANDA

ü

12.
VAULINDA
ü


13.
RIKI

ü

14.
RESTIKA AYU

ü

15.
RISKA NOPELIA DEWI

ü

16.
WARDA FADELA

ü

17.
YARNO

ü

18.
YURNI

ü

19.
YOSVIETA SARI

ü

20.
BENNI

ü

Tabel 3.2 menunjukkan tingkat kecerdasan siswa yang berbeda. Dari 20 orang, siswa yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi berjumlah 4 orang, sedang  14 dan rendah 2 orang siswa.

B.     Deskripsi Persiklus
           Perbaikan pembelajaran dilakukan dalam tiga siklus pada mata pelajaran IPS terhadap materi kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam. Ketiga siklus tersebut meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data/instrument, dan refleksi.
Penulis dengan bantuan teman sejawat dan supervisor dalam perbaikan pembelajaran ini disebut sebagai tim peneliti melakukan kegiatan persiklus. Adapun kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Siklus I
a.      Rencana
Pada tahap perencanaan pada sikus I, guru melakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
Ø  Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan identifikasi penyebab masalah pada pembelajaran pra siklus.
Ø  Menyiapkan sistematika laporan siklus I.
Ø  Menyusun Lembar Kerja Siswa ( LKS ) yang sesuai dengan pendekatan belajar yang  dimaksud.
b.      Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I, guru menyampaikan materi pelajaran dengan langkah-langkah :
Ø  Pada kegiatan awal, guru memberikan salam dan mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran.
Ø  Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa.
Ø  Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Ø  Menjelaskan materi pokok pembelajaran
Ø  Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat daftar bentuk-bbentuk kegiatan ekonomi di daerah setempat.
Ø  Memberikan LKS untuk dikerjakan siswa secara individu.
Ø  Meminta siswa untuk bertanya hal-hal yang belum jelas.
Ø  Menyimpulkan hasil pembelajaran dan menuliskannya dipapan tulis.
Ø  Pada kegiatan akhir, memberikan tes dengan lembar soal untuk dikerjakan siswa secara individu.
Ø  Memberikan pekerjaan rumah dan menutup pelajaran.
c.       Pengamatan
Guru melakukan pengamatan pada siklus I dengan kegiatan sebagai berikut :
Ø  Mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran.
Ø  Meneliti secara seksama pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Ø  Meminta bantuan teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah diamati ternyata hasil belajar pada siklus I belum sesuai dengan yang diharapkan.
d.      Refleksi
Setelah melakukan kegiatan perencanaan, pelaksanan, dan pengamatan, guru melakukan diskusi dengan teman sejawat dan supervisor. Perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan, untuk itu perlu mengadakan perbaikan pembelajaran siklus II.

2.      Siklus II
a.      Rencana
Pada tahap perencanaan pada sikus II, guru melakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
Ø  Menyiapkan, menyusun, dan menyempurnakan rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan identifikasi penyebab masalah pada pembelajaran siklus I.
Ø  Menyiapkan sistematika laporan siklus II.
Ø  Mempersiapkan alat peraga berupa gambar/poster bentuk-bentuk kegiatan ekonomi untuk menjelaskan materi pembelajaran.
Ø  Menyusun LKS yang sesuai dengan pendekatan belajar yang  dimaksud.
b.      Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II, guru menyampaikan materi pelajaran dengan langkah-langkah :
Ø  Pada kegiatan awal, guru memberikan salam dan mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran.
Ø  Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa.
Ø  Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Ø  Menjelaskan materi pokok pembelajaran
Ø  Meninta beberapa siswa untuk menunjukkan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi masyarakat yang memanfaatkan sumber daya alam pada gambar yang ada di papan tulis.
Ø  Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat daftar bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di daerah setempat.
Ø  Memberikan LKS untuk dikerjakan siswa secara individu.
Ø  Meminta siswa untuk bertanya hal-hal yang belum jelas.
Ø  Menyimpulkan hasil pembelajaran dan menuliskannya dipapan tulis.
Ø  Pada kegiatan akhir, memberikan tes dengan lembar soal untuk dikerjakan siswa secara individu.
Ø  Memberikan pekerjaan rumah dan menutup pelajaran.
c.       Pengamatan
Guru melakukan pengamatan pada siklus II dengan kegiatan sebagai berikut :
Ø  Mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran.
Ø  Meneliti secara seksama pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Ø  Meminta bantuan teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah diamati ternyata hasil belajar pada siklus II belum sesuai dengan yang diharapkan.

d.      Refleksi
Setelah melakukan kegiatan perencanaan, pelaksanan, dan pengamatan, guru melakukan diskusi dengan teman sejawat dan supervisor. Perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II telah mengalami sedikit peningkatan, tetapi hasil belajar siswa belum maksimal, untuk itu perlu mengadakan perbaikan pembelajaran siklus III.

3.      Siklus III
a.      Rencana
Pada tahap perencanaan pada sikus III, guru melakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
Ø  Menyiapkan, menyusun dan menyempurnakan rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan identifikasi penyebab masalah pada pembelajaran siklus II.
Ø  Menyiapkan sistematika laporan siklus III
Ø  Metode pembelajaran ditambah dengan metode kerja kelompok
Ø  Menyusun LKS yang sesuai dengan pendekatan belajar yang  dimaksud.
b.      Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus III, guru menyampaikan materi pelajaran dengan langkah-langkah :
Ø  Pada kegiatan awal, guru memberikan salam dan mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran.
Ø  Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa.
Ø  Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Ø  Menjelaskan materi pokok pembelajaran
Ø  Meminta beberapa siswa maju untuk menunjukkan kegiatan ekonomi yang ada dilingkungannya pada gambar yang ada di papan tulis.
Ø  Membagi siswa menjadi 4 kelompok untuk melakukan kerja kelompok membahas tentang kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam di lingkugan sekitar dengan format tabel yang telah dibagikan guru.
Ø  Memberikan LKS yang dikerjakan siswa secara berkelompok.
Ø  Meminta siswa untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya secara bergantian dan membahasnya bersama guru.
Ø  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum jelas tentang materi yang disampaikan.
Ø  Menyimpulkan hasil pembelajaran dan menuliskannya dipapan tulis.
Ø  Pada kegiatan akhir, memberikan tes dengan lembar soal untuk dikerjakan siswa secara individu.
Ø  Memberikan pekerjaan rumah dan menutup pelajaran
c.       Pengamatan
Guru melakukan pengamatan pada siklus III dengan kegiatan sebagai berikut :
Ø  Mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran.
Ø  Meneliti secara seksama pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Ø  Meminta bantuan teman sejawat dan supervisor untuk mengamati proses pembelajaran yang telah dilakukan.
d.      Refleksi
Setelah kegiatan perencanaan, pelaksanan, dan pengamatan, guru melakukan diskusi dengan teman sejawat dan supervisor. Perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus III telah mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan.








BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengolahan Data
Setelah dilakukan evaluasi dari pra siklus, siklus I, II, dan III pada mata pelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 3 Membalong materi kegiatan ekonomi yang memanfaatkan sumber daya alam, maka diperoleh hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1
Rekapitulasi Nilai Siswa
No.
Nama Siswa
Pra Siklus
Siklus
I
Siklus
II
Siklus III
Ket.
1.
ANDRI HERMAWAN
50
60
60
90
Tuntas
2.
DELINA
40
30
50
80
Tuntas
3.
DIKI SAPUTRA
30
30
50
50
Tidak Tuntas
4.
EGIDIA RAHAYU
60
70
80
90
Tuntas
5.
EGI SAPUTRA
50
60
70
90
Tuntas
6.
EKO
60
70
80
100
Tuntas
7.
FADILA
30
40
50
70
Tuntas
8.
FIKRI
10
20
50
70
Tuntas
9.
HENDRAWAN
30
50
60
80
Tuntas
10.
MARSUSINTO
70
80
80
100
Tuntas
11.
PENANDA
30
40
50
80
Tuntas
12.
VAULINDA
60
70
100
100
Tuntas
13.
RIKI
10
30
50
50
Tidak Tuntas
14.
RESTIKA AYU
70
80
70
80
Tuntas
15.
RISKA NOPELIA DEWI
60
70
80
90
Tuntas
16.
WARDA FADELA
30
50
60
100
Tuntas
17.
YARNO
60
60
60
90
Tuntas
18.
YURNI
20
40
60
70
Tuntas
19.
YOSVIETA SARI
30
40
50
60
Tuntas
20.
BENNI
30
40
60
70
Tuntas
Jumlah
830
1030
1270
1610

Nilai rata-rata
41,5
51,5
63,5
80,5

Nilai  ≤ KKM
13
11
7
2

Nilai  ≥ KKM
7
9
13
18


Dari tabel 4.1, nilai ketuntasan belajar siswa dari pra siklus, siklus I, II, dan III mengalami peningkatan. Berikut ini digambarkan ketuntasan belajar siswa persiklusnya dengan diagram 4.1:
Diagram 4.1
Ketuntasan Belajar Siswa

Ketuntasan belajar siswa terus meningkat dari pembelajaran pra siklus yang dilakukan sampai perbaikan pembelajaran siklus III. Hanya 2 orang siswa yang masih memperoleh nilai dibawah KKM pada siklus III. Dari tabel 4.1 rekapitulasi nilai siswa terlihat peningkatan nilai rata-rata siswa, dari tes yang diberikan pada siklus I sampai siklus III. Diagram perolehan nilai rata-rata digambarkan dengan diagram 4.2 sebagai berikut:
Diagram 4.2
Nilai Rata-rata Siswa


Pada diagram 4.2 terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa, pada perbaikan pembelajaran siklus I hanya 51,5 dan terus meningkat sampai perbaikan pembelajaran siklus III yaitu 80,5. Nilai rata-rata siswa terus meningkat setiap siklusnya, mulai dari perbaikan pembelajaran siklus I sampai siklus III. Persentase ketuntasan belajar siswa persiklus dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2
Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Persiklus
Ketuntasan
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Tuntas
35%
45%
65%
90%
Tidak tuntas
65%
55%
35%
10%

Dari tabel 4.2 yang menunjukkan ketuntasan belajar siswa setiap siklusnya digambarkan dengan diagram 4.3 dibawah ini:
Diagram 4.3
Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Persiklus
Persentase ketuntasan belajar siswa persiklusnya mengalamai peningkatan yang cukup berarti. Kegiatan pembelajaran pra siklus siswa yang tuntas sebanyak 35%, meningkat pada siklus I 45%, siklus II 65% dan terus meningkat pada siklus III sebanyak 90%. Hal ini terjadi karena guru telah melakukan perbaikan dalam melakukan pembelajaran, baik perencanaan dan pelaksanaan. Dan akhirnya guru menggunakan metode yang tepat untuk menyampaikan materi pembelajaran yaitu metode kerja kelompok pada siklus III. Melalui pengamatan aktifitas siswa setiap siklus yang dilakukan, diperoleh data pada tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3
Aktifitas Siswa Setiap Siklus
No.
Aspek Pengamatan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Memperhatikan penjelasan guru
10
14
18
2.
Bertanya
6
8
12
3.
Menjawab pertanyaan yang diajukan
7
12
14

Pada diagram 4.4 terlihat peningkatan aktivitas belajar siswa mulai dari siklus I sampai siklus III. Siswa termotivasi dan tertarik mengikuti pelajaran yang ditunjukkan dengan meningkatnya perhatian siswa terhadap penjelasan guru, siswa berani bertanya, dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Dalam proses perbaikan pembelajaran siklus III, guru juga melakukan pengamatan terhadap 4 kelompok dengan hasil pengamatan pada tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4. 4
Penilaian Perkelompok Siklus III
Uraian
Kelompok
Nilai
Hasil
Kerjasama
1
80
(baik)
2
80
(baik)
3
60
(cukup)
4
80
(baik)
Keaktifan
1
80
(baik)
2
80
(baik)
3
80
(baik)
4
80
(baik)
Penyampaian laporan
1
80
(baik)
2
60
(cukup)
3
60
(cukup)
4
80
(baik)

Selanjutnya aktifitas siswa setiap siklus dapat digambarkan dengan diagram 4.4 sebagai berikut:
Diagram 4.4
Diagram Aktifitas Siswa Setiap Siklus


Dari pengamatan yang dilakukan pada aktivitas kelompok pada perbaikan pembelajaran siklus III aktivitas belajar siswa meningkat. Antar kelompok saling bersaing menyelesaikan tugas yang diberikan dan berkerja sama dengan anggota kelompoknya.

B.     Pembahasan
            Perbaikan pembelajaran dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berikut adalah hasil pengamatan pada siklus III  :
1.      Siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran
2.      Siswa bekerjasama dan aktif dalam kelompoknya
3.      Tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan cepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4.      Siswa merasa senang dengan pelajaran, karena siswa dilibatkan lansung dalam proses pembelajaran.
5.      Antar kelompok terjadi persaingan yang sehat.
6.      Siswa yang pintar dapat membantu temannya yang kurang pintar dalam kelompoknya.
7.      Siswa berani mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan lebih fokus terhadapa materi yang disampikan.
8.      Hasil belajar siswa meningkat.
            Pada siklus I dan II masih terdapat kelemahan guru dalam merencanakan, mengelola, dan menggunakan metode pembelajaran. Pada siklus I guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan saja sehingga siswa terlihat jenuh dan bosan dengan materi yang disampaikan dan pada siklus II guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan pada siklus III guru menggunakan metode kerja kelompok, dari pengamatan terlihat semua siswa aktif dan berusaha bersaing dengan kelompok lain serta siswa fokus terhadap materi yang disampaikan.
            Penggunaan metode kerja kelompok dalam dalam perbaikan pembelajaran dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 3 Membalong. Hal ini terlihat dari meningkatnya nilai rata-rata dan siswa yang tuntas mulai dari pra siklus, siklus I, sampai siklus III. Kegiatan pembelajaran pra siklus hanya 35%, siklus I 45%, siklus II 65%  siswa yang mendapat nilai ≥ KKM, dan pada siklus III ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 90%.
            Perbaikan pembelajaran berhasil dilaksanakan sampai siklus III. Ternyata dengan menggunakan metode yang tepat sesuai tujuan pembelajaran membuat siswa aktif dan dapat menyerap materi yang disampaikan sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai.
























BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A.    Kesimpulan
Dari hasil proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
a.       Penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena mereka termotivasi mengikuti pembelajaran sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari ketuntasan belajar siswa yang mencapai 90% pada siklus III.
b.      Penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Setiap kelompok saling bersaing dan siswa yang sebelumnya pasif menjadi aktif dalam kelompoknya.
Kedua kesimpulan diatas sesuai dengan pendapat Hamalik (2001) yang mengemukakan cara menggerakkan motivasi belajar siswa salah satunya dengan kerja kelompok. Dengan kerja kelompok dimana melakukan kerjasama dalam belajar, setiap anggota kelompok turutnya, kadang-kadang perasaan untuk mempertahankan nama baik kelompok menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar.

B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka guru disarankan sebaiknya melakukan beberapa hal dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, yaitu :
a.       Menggunakan metode yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kemampuan siswa yang belajar.
b.      Menggunakan lebih dari satu atau dua metode pembelajaran, karena setiap metode mempunyai kelemahan dan kelebihan
c.       Penyampaian materi kegiatan ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya alam akan lebih baik jika menggunakan metode kerja kelompok, sebab penggunaan metode tersebut akan memotivasi siswa  mengikuti pelajaran, sehingga hasil dan aktivitas belajarnya maksimal. Hal ini telah terbukti di  kelas IV SD Negeri 3 Membalong pada mata pelajaran IPS.
Disamping ketiga hal tersebut, guru sebaiknya berkoordinasi dengan teman seprofesinya dan pihak-pihak lain yang terkait sehingga dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan pengalaman.





























DAFTAR PUSTAKA

Anitah S.W; dkk. (2009) Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka

Hamalik O. (2001) Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Purwati D. (2009) Model Pembelajaran Kelompok.

Sardjiyo, Sugandi, Ischak (2009) Pendidikan IPS di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka

Satori D. ; dkk.(2008) Profesi Keguruan. Jakarta : Universitas Terbuka

Mikarsa H L, Taufik A, Prianto P L. (2009) Pendidikan Anak di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka

Tjokrodikaryo M., Soetjipto. R. (1974-1975) Metodologi Ilmu
Pengetahuan Sosial untuk SPG. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1997), 
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Wardhani, I G A K; dkk. (2008) Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta :
            Universitas Terbuka

Winataputra U S;  dkk. (2007) Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Universitas Terbuka

Yasa D. (2008) Model Pembelajaran Kooperatif. http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/ (diakses pada tanggal 8 Maret 2011)