UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS IV SD NEGERI 3 MEMBALONG TENTANG KEGIATAN EKONOMI DALAM MEMANFAATAN
SUMBER DAYA ALAM
PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN
METODE KERJA KELOMPOK
ABSTRAK
Mata pelajaran IPS merupakan salah satu bidang studi kurikuler di tingkat
Sekolah Dasar (SD). Karena rendahnya pemahaman siswa terhadap pelajaran ini
khususnya materi kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam di kelas
IV SD Negeri 3 Membalong, penulis melakukan perbaikan pembelajaran. Perbaikan
pembelajaran dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tiga
siklus pembelajaran. Kegiatan penelitian dilaksanakan di SD Negeri 3 Membalong
semester II tahun pelajaran 2010/2011 pada siswa kelas IV yang berjumlah 20
siswa, terdiri dari 11 laki-laki dan 9 perempuan. Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS
materi kegiatan ekonomi dalam memanfaatan sumber daya alam dengan menggunakan
metode kerja kelompok. Setelah dilakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan
metode kerja kelompok, hasil dan aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan.
Hal ini ditunjukkan dari data yang dikumpulkan, pada kegiatan pembelajaran pra
siklus hanya 7 siswa yang memperoleh nilai ≥ KKM dengan nilai rata-rata kelas
41,5. Hasil belajar siswa terus meningkat pada siklus I, II, dan pada siklus
III hanya 2 siswa yang belum mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata kelas
80,5. Persentase ketuntasan siswa meningkat, dari 35% pada kegiatan
pembelajaran pra siklus menjadi 90% pada perbaikan pembelajaran siklus III.
Maka deskripsi dari data yang dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa penggunaan
metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa pada
mata pelajaran IPS tentang kegiatan ekonomi dalam memanfaatan sumber daya alam
di kelas IV SD Negeri 3 Membalong. Dengan demikian, metode kerja kelompok
merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil
dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi
dalam memanfaatan sumber daya alam.
Kata Kunci : Pelajaran IPS di SD, Metode kerja kelompok, Hasil Belajar.
-->
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidkan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagimana tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Menurut Driyarkara (dalam Mikarsa,
Taufik dan Prianto: 2009) Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda.
Peningkatan manusia muda ke taraf inisiasi harus diwujudkan didalam seluruh
proses atau upaya pendidikan. Menurut Dictionary
of Education bahwa pendidikan adalah :
1) Proses,
di mana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah
laku lainnya didalam masyarakat, dimana manusia hidup;
2) Proses
sosial, di mana seseorang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan
terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah) sehingga ia dapat memperoleh
atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemapuan individu yang
optimum.
Pendapat
diatas memandang pendidikan bukan hanya sebagai pemberian informasi pengetahuan
dan pembentukan keterampilan melainkan lebih luas dari itu, meliputi usaha
untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercapai
pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan.
Tujuan
pendidikan di Sekolah Dasar (SD) mencakup pembentukan dasar kepribadian siswa
sebagai manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan perkembangan dirinya. Secara
operasional pendidikan SD, dinyatakan di dalam Kurikulum Pendidikan Dasar,
yaitu memberi bekal kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung,
pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan
tingkat perkembangannya, serta persiapan untuk mengikuti pendidikan SLTP.
Agar
tujuan pendidikan tersebut di sekolah dapat dicapai, maka guru mempunyai
peranan penting sebagai fasilitator dalam mentransfer ilmu pendidikan yang
dibutuhkan siswa sesuai dengan tingkat perkembangannnya melalui kegiatan
pembelajaran di kelas.
Berdasarkan dari uraian diatas,
penulis telah melakukan evaluasi dan penilaian pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) kelas IV SD Negeri 3 Membalong materi kegiatan ekonomi
dalam memanfaatkan sumber daya alam. Hasil evaluasi menunjukkan dari 20 siswa
hanya 7 orang yang mendapat nilai >KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal),
sedangkan sisanya 13 orang mendapat nilai ≤ KKM. Jadi siswa yang belum
menguasai materi pelajaran sebanyak 65 %.
Dilihat dari
hasil evaluasi yang menunjukkan masih banyaknya siswa yang belum menguasai
materi pelajaran dan belum tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan,
maka penulis mengadakan perbaikan pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar siswa yang maksimal. Kegiatan
perbaikan ini dilaksanakan melalui "Penelitian Tindakan Kelas" (PTK).
Menurut Raka Joni, Kardiawarman, & Hadisubroto (dalam Wardhani : 2008)
tujuan PTK adalah memperbaiki praktik pembelajaran dengan sasaran akhir belajar
siswa. Dengan adanya PTK kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat
dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut tidak akan berlanjut.
Jika kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat.
Dari
refleksi dan pengamatan yang dilakukan, rendahnya hasil belajar dikarenakan
metode yang digunakan tidak memotivasi dan mengaktifkan siswa. Oleh karena itu
penulis berupaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
materi kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan
sumber daya alam di kelas IV SD Negeri 3 Membalong dengan
menggunakan metode kerja kelompok. Menurut Hamalik (2001) cara menggerakkan
motivasi belajar siswa salah satunya dengan kerja kelompok. Dengan kerja
kelompok dimana melakukan kerjasama dalam belajar, setiap anggota kelompok
turutnya, kadang-kadang perasaan untuk mempertahankan nama baik kelompok
menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar.
B.
Identifikasi Masalah
Terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan rendahnya pemahaman dan hasil belajar siswa serta kurangnya minat
belajar siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, penulis melakukan
refleksi diri, berdiskusi dengan teman sejawat dan supervisor dan diketahui faktor
penyebab belum optimalnya strategi pembelajaran yang dilakukan guru adalah
sebagi berikut:
1.
Metode mengajar yang digunakan tidak memotivasi dan membuat
siswa aktif dalam proses pembelajaran.
2.
Guru menjelaskan materi terlalu cepat.
3.
Guru banyak berceramah dan tidak memberikan kesempatan siswa
bertanya.
4.
Masih banyak siswa yang pasif karena guru kurang melibatkan siswa
dalam pembelajaran.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, rumusan masalah yang menjadi
fokus perbaikan dan penelitian adalah :
1.
Apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkatkan
hasil belajar siswa tentang kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya
alam pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 3 Membalong?
2.
Apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkatkan
aktivitas belajar siswa tentang kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya
alam pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 3 Membalong?
D.
Tujuan
Perbaikan
Adapun tujuan dari perbaikan dan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
kelas IV SD Negeri 3 Membalong tentang kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan
sumber daya alam.
2. Untuk
mengetahui apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
IPS kelas IV SD Negeri 3 Membalong tentang kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan
sumber daya alam.
E.
Manfaat Perbaikan
1. Bagi
Siswa
Ø
Meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar siswa
Ø
Siswa
termotivasi untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Ø
Pelajaran
IPS akan menjadi pelajaran yang menyenangkan bagi siswa
2. Bagi
Guru
Ø
Guru
dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya sehingga akan menimbulkan rasa
puas karena telah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Ø
Guru
dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan ia mampu menilai
dan memperbaiki pembelajaran.
Ø
Membuat
guru lebih percaya diri karena menganalisis kinerjanya sendiri sehingga
megetahui dan mengatasi kelemahan dan kekurannya.
Ø
Guru
mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan sendiri.
3. Bagi Sekolah
Ø
Kualitas/mutu
pendidikan disekolah meningkat
Ø Strategi/teknik
pembelajaran yang dihasilkan dapat disebarluaskan kepada sekolah lain.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pembelajaran
IPS di SD
Istilah IPS dan keberadaannnya dalam kurikulum
persekolahan di Indonesia tidak lepas dari perkembangan dan keberadaan Sosial studies (studi sosial) di Amerika
Serikat. Oleh karenanya gerakan dan paham social
studies di Amerika Serikat banyak
mempengaruhi pemikiran mengenai IPS di Indonesia.
IPS yang kita kenal di Indonesia bukan ilmu sosial.
Oleh karena itu proses pembelajaran IPS pada berbagai tingkat pendidikan baik
Pendidikan Tinggi, juga pada tingkat persekolahan mulai dari tingkat SD dan sekolah
lanjutan pertama maupun lanjutan atas, tidak menekankan aspek teoritis
keilmuannya, melainkan lebih menekankan kepada segi praktis mempelajari,
menelaah serta mengkaji gejala dan masalah sosial, dengan mempertimbangkan
bobot dan tingkat kemampuan peserta didik pada tiap jenjang yang berbeda.
Sebagai bidang pengetahuan, ruang lingkup IPS dapat
terlihat nyata dari tujuannya. Adapun tujuan bidang studi IPS tersebut adalah :
1. IPS
mempersiapkan siswa untuk studi lanjut
di bidang sosial science jika ia
nantinya masuk perguruan tinggi.
2. IPS
bertujuan mendidik kewarganegaraan yang baik.
3. IPS
hakikatnya merupakan suatu kompromi antara 1 dan 2 diatas.
4. IPS
mempelajari closed areas atau
masalah-masalah sosial yang pantang untuk di bicarakan dimuka umum.
5. Bidang
studi IPS bertujuan dengan materi yang dipilih, disaring dan disinkronkan
kembali. Maka sasaran seluruh kegiatan belajar dan pembelajaran IPS mengarah
kepada pembinaan warga negara Indonesia atas dasar moral Pancasila/UUD 1945 dan
sikap rasional dalam kehidupan.
Landasan penyusunan Kurikulum IPS SD Tahun 2006
tidak lepas dari Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. UUD
1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar
pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan
undang-undang.
Dalam
bukunya Sardjiyo, Sugandi dan Ischak (2009) mengemukakan bahwa IPS adalah
bidang studi yang mempelajari, menelaah menganalisis gejala dan masalah sosial
di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu
perpaduan. Tujuan kurikuler pendidikan IPS di SD secara keseluruhan adalah
sebagai berikut;
a. Membekali
anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di
masyarakat.
b. Membekali
anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun
alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
c. Membekali
anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang
keahlian.
d. Membekali
anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan
terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan
tersebut.
e. Membekali
anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai
dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam kegiatan pembelajaran IPS, siswa
dapat dibawa langsung ke dalam lingkungan alam dan masyarakat untuk mengetahui
makna serta manfaat mata pelajaran IPS secara nyata. Pada ruang lingkup IPS SD
meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
·
Manusia, tempat dan
lingkungannya.
·
Waktu, keberlanjutan
dan perubahan.
·
Sistem sosial dan
budaya.
·
Prilaku ekonomi dan
kesejahteraan
Dalam pembelajaran IPS di SD, seorang
guru IPS hendaknya menguasai perbedaan konsep-konsep esensial ilmu sosial
dengan ilmu pengetahuan sosial atau studi sosial sehingga membentuk subjek
didik sesuai tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai. Perbedaan antara ilmu
sosial dengan ilmu pengetahuan sosial/studi sosial adalah pengertian, tujuan
pembelajaran, pendekatannya dan tempat pembelajaran.
Adapun
manfaat mempelajari IPS adalah :
1. Pengalaman
lansung apabila guru IPS memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai sumber
belajar.
2. Kemampuan
identifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial
yang terjadi dimasyarakat.
3. Kemampuan
berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat.
4. Kemampuan
mengembangkan pengetahuan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi serta mempersiapkan diri untuk terjun sebagai anggota masyarakat.
B.
Metode
kerja kelompok
Pengertian
metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara yang teratur dan berfikir
baik-baik untuk mencapai maksud (dl ilmu pengetahuan dsb); cara kerja yang
bersitem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.
Dalam
bahasa Inggris, method berarti cara.
Apabila dikaitkan dengan pembelajaran, metode adalah cara yang digunakan guru
dalam membelajarkan siswa. Karena metode lebih menekankan pada peran guru,
istilah metode sering digandengkan dengan kata mengajar, yaitu metode mengajar.
Joni (dalam Anitah dkk.: 2009) mengemukakan bahwa metode adalah berbagai cara
kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencpai tujuan tertentu.
Metode
mengajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada anak didiknya. Setiap metode yang digunakan guru dalam
mengajar di kelas mempunyai kelebihan dan kekurangan, untuk itu guru harus
pandai memilih metode yang cocok sesuai dengan pokok bahasan yang ingin
disampaikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih metode adalah
sebagai berikut :
a. Tujuan
pembelajaran
b. Kemampuan
guru terhadapa materi dan metode yang akan dipilih.
c. Kemampuan
siswa yang belajar.
d. Jumlah
siswa yang belajar.
e. Situasi
atau kondisi saat belajar.
f. Fasilitas
yang dimiliki (media dan sumber belajar).
g. Evaluasi
yang dipakai.
Untuk mengajarkan suatu subpokok bahasan
membutuhkan beberapa metode, tidak cukup dengan satu atau dua metode mengajar
saja. Dalam merancang metode, guru harus memperhatikan susunan program atau
struktur program, Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) dan analisis
materi pelajaran.
Combs dkk. (dalam Satori dkk.: 2008)
mengemukakan bimbingan sosial diarahkan kepada upaya membantu peserta didik
mengembangkan keterampilan sosial atau interaksi di dalam kelompok.
Keterampilan sosial, yaitu kecakapan berinteraksi dengan orang lain, dan
cara-cara yang digunakan di dalam berinteraksi tersebut sesuai dengan aturan dan
tujuan dalam konteks kehidupan sosial tertentu .
Peran penting yang perlu dimainkan guru
dalam kaitannya layanan bimbingan sosial ialah mengembangkan atmosfir kelas.
Atmosfir kelas yang kondusif bagi perkembangan sosial ialah yang dapat
menumbuhkan :
1) Rasa
turut memiliki kelompok, ditandai dengan identifikasi, loyalitas, dan
berorientasi pada pemenuhan kewajiban kelompok;
2) Partisipasi
kelompok, ditandai dengan kerja sama, bersikap membantu, dan mengikuti aturan
main;
3) Penerimaan
terhadap keragaman individual dan kelompok dan menghargai keistimewaan orang
lain.
Menurut Natawijaya (dalam Mikarsa,
Taufik dan Prianto : 2009) cara yang paling strategis membimbing siswa di SD
adalah melalui bimbingan kelompok. Kelebihan srategi kelompok dibandingkan
strategi individual (perorangan) antara lain adalah lebih efesien dan lebih
sesuai dengan karakteristik perkembangan anak SD.
Menurut Sardjiyo, Sugandi dan Ischak
(2009) metode kerja kelompok adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang
membagi siswa didalam satu kelas menjadi beberapa kelompok untuk mencapai
tujuan tertentu. Pelaksanaan kerja kelompok tergantung pada beberapa faktor,
misalnya tujuan khusus yang ingin dicapai, umur, kemampuan siswa, serta
fasilitas yang digunakan. Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk hal-hal
berikut ini:
1. Mengatasi
kekurangan alat dan sumber belajar.
2. Mengatasi
perbedaan kemampuan belajar siswa.
3. Mengatasi
adanya perbedaan minat belajar siswa.
4. Mengatasi
tugas pekerjaan yang sangat banyak atau sangat luas.
Kelebihan metode kerja kelompok yaitu
dapat memupuk rasa kerja sama, tugas yang luas dapat diselesaikan dengan cepat,
dan timbul persaingan yang sehat. Sedangkan kelemahan dari metode kerja
kelompok yaitu adanya sifat-sifat seseorang yang ingin menonjol atau sebaliknya
yang lemah merasa rendah diri atau tergantung kepada orang lain, dan orang yang
kurang cakap akan menghambat kelancaran tugas atau didominasi oleh seseorang.
Metode ini dapat digunakan secara bersama-sama
atau sendiri-sendiri dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
serta bahan dan alat yang tersedia.
Robert L. Cilstrap dan Wiliam R Martin
(dalam Purwati : 2009) memberi pengertian kerja kelompok sebagai kegiatan yang
biasanya berjumlah kecil yang diorganisir untuk kepentingan belajar. dan
memberi solusi untuk mengaktifkan siswa dengan cara kerja kelompok karena kerja
kelompok menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu. Tujuan kerja kelompok adalah agar siswa mampu
bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama. Keberhasilan
kerja kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu
tersebut. Kelebihan kerja kelompok antara lain sebagai berikut (1) dapat
memberi kesempatan kepada siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan
membahas sesuatu masalah, (2) dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan berdiskusi, (3) dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pendapat orang lain, dan (4) para siswa lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
membahas sesuatu masalah, (2) dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan berdiskusi, (3) dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pendapat orang lain, dan (4) para siswa lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
Menurut Ibrahim, dkk.(dalam Yasa: 2008) pembelajaran
kooperatif memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya
rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan.
Cooper (dalam Yasa : 2008) mengungkapkan keuntungan dari metode pembelajaran
kooperatif, antara lain: (1) siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara
aktif dalam pembelajaran, (2) siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi, (3) meningkatkan ingatan siswa, dan (4) meningkatkan kepuasan
siswa terhadap materi pembelajaran.
Menurut Ibrahim (dalam Yasa: 2008), unsur-unsur
dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut: (1) siswa dalam kelompok
haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama, (2) siswa
bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, (3) siswa haruslah
melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, (4)
siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota
kelompoknya, (5) siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang
juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, (6) siswa berbagi
kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama
proses belajarnya, dan (7) siswa akan diminta mempertanggungjawabkan
secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Harapan
guru terhadap peserta didik sekaligus merupakan peran peserta didik itu. Good
dan Brophy (dalam Satori dkk.: 2008) merumuskan peran peserta didik ini kedalam
tiga peran pokok, yaitu: penguasaan keterampilan dasar, pengembangan minat
terhadap pengetahuan tentang topik-topik yang terkandung dalam kurikulum, dan
partisipasi sebagai anggota kelompok.
C.
Hasil
belajar
Pengertian belajar yang
cukup konprehensif diberikan oleh Bell-Gredler (dalam Winataputra dkk. : 2007)
yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk
mendapatkan aneka ragam kemampuan (competencies),
keterampilan (skills), dan sikap (attitudes). Menurut Bruner (dalam
Winataputra dkk.: 2007) pada dasarnya belajar merupakan proses kognitif yang
terjadi dalam diri seseorang. Ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam
belajar, yaitu (1) proses perolehan informasi baru, (2) proses
mentransformasikan informasi yang diterima, dan (3) menguji relevansi dan
ketepatan pengetahuan.
Menurut Anitah dkk.(2009) ada 4
pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar, yaitu: (1) belajar untuk
mengetahui (learning to know). (2)
belajar untuk berbuat (learning to do),
(3) belajar untuk menjadi (learning to be),
dan (4) belajar untuk hidup bersama (learning
to live together). Keempat pilar tersebut perlu diperhatikan agar hasil
belajar yang diperoleh benar-benar bermakna dalam kehidupannya maupun kehidupan
orang lain, sehingga dapat mengantarkan siswa menjadi manusia yang mandiri yang
mampu mengenal, mengarahkan, dan merencanakannya dirinya sendiri. Menurut Hilgard (dalam Anitah dkk.: 2009),
belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan.
Perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang
menyebabkan terjadinya interaksi edukatif.
Dalam
bukunya, Tjokrodikaryo dan Soetjipto (1974-1975) mengemukakan bahwa evaluasi
hasil belajar IPS bertalian dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai
tujuan IPS kita harus memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
1. Hasil
belajar merupakan pengetahuan dan pengertian;
2. Hasil
belajar dalam bentuk sikap dan kelakuan sebagai warga negara yang baik;
3. Hasil
belajar dalam bentuk kemampuan untuk menggunakan metode ilmiah dan pemecahan
masalah-masalah sosial;
4. Hasil
belajar dalam bentuk keterampilan dalam menggunakan alat-alat IPS seperti peta,
grafik, tabel dan sebagainya.
Dalam
bukunya, Anitah (2009) mengemukakan keberhasilan belajar sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok yaitu:
1. Faktor
dari dalam diri siswa sendiri (intern), diantaranya adalah kecakapan,
minat, bakat, motivasi, perhatian, kelemahan, dan kesehatan fisik, serta
kebiasaan siswa.
2. Faktor
dari luar diri siswa (ekstern),
diantaranya adalah lingkungan fisik, lingkungan non fisik, lingkungan sosial
budaya, lingkungan keluarga, program dan disiplin sekolah, program dan sikap
guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.
Keberhasilan
proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh pamahaman guru terhadap hakikat
belajar. Fungsi pemahaman guru terhadap hakikat belajar adalah supaya dalam
pelaksanaannya guru dapat mengelola dan membimbing proses pembelajaran sesuai
dengan kaidah-kaidah belajar serta dapat memberikan tindak lanjut dalam
kegiatan belajar.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Peneltian
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 3 Membalong
Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung semester II Tahun pelajaran 2010/2011
pada mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya
alam. Subjek penelitian berjumlah 20 siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan
9 siswa perempuan, dengan jadwal pelaksanaan pada tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jadwal Perbaikan Pelajaran
No.
|
Hari/Tanggal
|
Waktu
|
Mata Pelajaran
|
Siklus
|
1
|
Kamis, 3 Maret 2011
|
2 X 35 menit
|
IPS
|
I
|
2
|
Selasa, 8 Maret 2011
|
2 X 35 menit
|
IPS
|
II
|
3
|
Kamis, 10 Maret 2011
|
2 X 35 menit
|
IPS
|
III
|
Tingkat
kecerdasan siswa dalam menerima materi pelajaran dapat dilihat pada tabel 3.2
dibawah ini :
Tabel 3.2
Karakteristik Siswa
No.
|
Nama Siswa
|
Tingkat kecerdasan
|
||
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
||
1.
|
ANDRI
HERMAWAN
|
ü
|
||
2.
|
DELINA
|
ü
|
||
3.
|
DIKI
SAPUTRA
|
ü
|
||
4.
|
EGIDIA
RAHAYU
|
ü
|
||
5.
|
EGI
SAPUTRA
|
ü
|
||
6.
|
EKO
|
ü
|
||
7.
|
FADILA
|
ü
|
||
8.
|
FIKRI
|
ü
|
||
9.
|
HENDRAWAN
|
ü
|
||
10.
|
MARSUSINTO
|
ü
|
||
11.
|
PENANDA
|
ü
|
||
12.
|
VAULINDA
|
ü
|
||
13.
|
RIKI
|
ü
|
||
14.
|
RESTIKA
AYU
|
ü
|
||
15.
|
RISKA
NOPELIA DEWI
|
ü
|
||
16.
|
WARDA
FADELA
|
ü
|
||
17.
|
YARNO
|
ü
|
||
18.
|
YURNI
|
ü
|
||
19.
|
YOSVIETA
SARI
|
ü
|
||
20.
|
BENNI
|
ü
|
Tabel 3.2 menunjukkan tingkat kecerdasan siswa yang
berbeda. Dari 20 orang, siswa yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi berjumlah
4 orang, sedang 14 dan rendah 2 orang
siswa.
B. Deskripsi
Persiklus
Perbaikan pembelajaran dilakukan
dalam tiga siklus pada mata pelajaran IPS terhadap materi kegiatan ekonomi dalam
memanfaatkan sumber daya alam. Ketiga
siklus tersebut meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan
data/instrument, dan refleksi.
Penulis
dengan bantuan teman sejawat dan supervisor dalam perbaikan pembelajaran ini
disebut sebagai tim peneliti melakukan kegiatan persiklus. Adapun kegiatan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Rencana
Pada tahap perencanaan pada sikus I,
guru melakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
Ø Menyiapkan rencana
perbaikan pembelajaran berdasarkan identifikasi penyebab masalah pada
pembelajaran pra siklus.
Ø Menyiapkan sistematika
laporan siklus I.
Ø Menyusun Lembar Kerja
Siswa ( LKS ) yang sesuai dengan pendekatan belajar yang dimaksud.
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus I, guru menyampaikan materi pelajaran dengan
langkah-langkah :
Ø Pada kegiatan awal, guru
memberikan salam dan mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran.
Ø Memotivasi siswa dengan
mengajukan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa.
Ø Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Ø Menjelaskan materi pokok
pembelajaran
Ø Memberikan tugas kepada
siswa untuk membuat daftar bentuk-bbentuk kegiatan ekonomi di daerah setempat.
Ø Memberikan LKS untuk
dikerjakan siswa secara individu.
Ø Meminta siswa untuk
bertanya hal-hal yang belum jelas.
Ø Menyimpulkan hasil
pembelajaran dan menuliskannya dipapan tulis.
Ø Pada kegiatan akhir, memberikan
tes dengan lembar soal untuk dikerjakan siswa secara individu.
Ø Memberikan pekerjaan rumah
dan menutup pelajaran.
c.
Pengamatan
Guru melakukan pengamatan
pada siklus I dengan kegiatan sebagai berikut :
Ø Mengamati aktifitas siswa
selama proses pembelajaran.
Ø Meneliti secara seksama
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Ø Meminta bantuan teman
sejawat untuk mengamati proses pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah
diamati ternyata hasil belajar pada siklus I belum sesuai dengan yang diharapkan.
d.
Refleksi
Setelah melakukan kegiatan
perencanaan, pelaksanan, dan pengamatan, guru melakukan diskusi dengan teman
sejawat dan supervisor. Perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I
belum mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan, untuk itu perlu mengadakan
perbaikan pembelajaran siklus II.
2. Siklus II
a. Rencana
Pada tahap perencanaan pada sikus II,
guru melakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
Ø Menyiapkan, menyusun, dan
menyempurnakan rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan identifikasi penyebab
masalah pada pembelajaran siklus I.
Ø Menyiapkan sistematika
laporan siklus II.
Ø Mempersiapkan alat peraga
berupa gambar/poster bentuk-bentuk kegiatan ekonomi untuk menjelaskan materi
pembelajaran.
Ø Menyusun LKS yang sesuai
dengan pendekatan belajar yang dimaksud.
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus II, guru menyampaikan materi pelajaran dengan
langkah-langkah :
Ø Pada kegiatan awal, guru
memberikan salam dan mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran.
Ø Memotivasi siswa dengan
mengajukan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa.
Ø Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Ø Menjelaskan materi pokok
pembelajaran
Ø Meninta beberapa siswa untuk
menunjukkan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi masyarakat yang memanfaatkan sumber
daya alam pada gambar yang ada di papan tulis.
Ø Memberikan tugas kepada
siswa untuk membuat daftar bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di daerah setempat.
Ø Memberikan LKS untuk
dikerjakan siswa secara individu.
Ø Meminta siswa untuk
bertanya hal-hal yang belum jelas.
Ø Menyimpulkan hasil
pembelajaran dan menuliskannya dipapan tulis.
Ø Pada kegiatan akhir,
memberikan tes dengan lembar soal untuk dikerjakan siswa secara individu.
Ø Memberikan pekerjaan rumah
dan menutup pelajaran.
c.
Pengamatan
Guru melakukan pengamatan
pada siklus II dengan kegiatan sebagai berikut :
Ø Mengamati aktifitas siswa
selama proses pembelajaran.
Ø Meneliti secara seksama
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Ø Meminta bantuan teman
sejawat untuk mengamati proses pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah
diamati ternyata hasil belajar pada siklus II belum sesuai dengan yang
diharapkan.
d.
Refleksi
Setelah melakukan kegiatan
perencanaan, pelaksanan, dan pengamatan, guru melakukan diskusi dengan teman
sejawat dan supervisor. Perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II
telah mengalami sedikit peningkatan, tetapi hasil belajar siswa belum maksimal,
untuk itu perlu mengadakan perbaikan pembelajaran siklus III.
3. Siklus III
a. Rencana
Pada tahap perencanaan pada sikus
III, guru melakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
Ø Menyiapkan, menyusun dan
menyempurnakan rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan identifikasi penyebab
masalah pada pembelajaran siklus II.
Ø Menyiapkan sistematika
laporan siklus III
Ø Metode pembelajaran
ditambah dengan metode kerja kelompok
Ø Menyusun LKS yang sesuai
dengan pendekatan belajar yang dimaksud.
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus III, guru menyampaikan materi pelajaran dengan
langkah-langkah :
Ø Pada kegiatan awal, guru
memberikan salam dan mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran.
Ø Memotivasi siswa dengan
mengajukan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa.
Ø Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Ø Menjelaskan materi pokok
pembelajaran
Ø Meminta beberapa siswa
maju untuk menunjukkan kegiatan ekonomi yang ada dilingkungannya pada gambar
yang ada di papan tulis.
Ø Membagi siswa menjadi 4
kelompok untuk melakukan kerja kelompok membahas tentang kegiatan ekonomi dalam
memanfaatkan sumber daya alam di lingkugan sekitar dengan format tabel yang
telah dibagikan guru.
Ø Memberikan LKS yang dikerjakan
siswa secara berkelompok.
Ø Meminta siswa untuk
menyampaikan hasil diskusi kelompoknya secara bergantian dan membahasnya
bersama guru.
Ø Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum jelas tentang materi yang
disampaikan.
Ø Menyimpulkan hasil
pembelajaran dan menuliskannya dipapan tulis.
Ø Pada kegiatan akhir,
memberikan tes dengan lembar soal untuk dikerjakan siswa secara individu.
Ø Memberikan pekerjaan rumah
dan menutup pelajaran
c.
Pengamatan
Guru melakukan pengamatan
pada siklus III dengan kegiatan sebagai berikut :
Ø Mengamati aktifitas siswa
selama proses pembelajaran.
Ø Meneliti secara seksama
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Ø Meminta bantuan teman
sejawat dan supervisor untuk mengamati proses pembelajaran yang telah dilakukan.
d.
Refleksi
Setelah kegiatan
perencanaan, pelaksanan, dan pengamatan, guru melakukan diskusi dengan teman
sejawat dan supervisor. Perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus III
telah mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengolahan Data
Setelah dilakukan evaluasi dari pra
siklus, siklus I, II, dan III pada mata pelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 3
Membalong materi kegiatan ekonomi yang memanfaatkan sumber daya alam, maka
diperoleh hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1
Rekapitulasi Nilai Siswa
No.
|
Nama Siswa
|
Pra Siklus
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
Siklus
III
|
Ket.
|
1.
|
ANDRI HERMAWAN
|
50
|
60
|
60
|
90
|
Tuntas
|
2.
|
DELINA
|
40
|
30
|
50
|
80
|
Tuntas
|
3.
|
DIKI SAPUTRA
|
30
|
30
|
50
|
50
|
Tidak Tuntas
|
4.
|
EGIDIA RAHAYU
|
60
|
70
|
80
|
90
|
Tuntas
|
5.
|
EGI SAPUTRA
|
50
|
60
|
70
|
90
|
Tuntas
|
6.
|
EKO
|
60
|
70
|
80
|
100
|
Tuntas
|
7.
|
FADILA
|
30
|
40
|
50
|
70
|
Tuntas
|
8.
|
FIKRI
|
10
|
20
|
50
|
70
|
Tuntas
|
9.
|
HENDRAWAN
|
30
|
50
|
60
|
80
|
Tuntas
|
10.
|
MARSUSINTO
|
70
|
80
|
80
|
100
|
Tuntas
|
11.
|
PENANDA
|
30
|
40
|
50
|
80
|
Tuntas
|
12.
|
VAULINDA
|
60
|
70
|
100
|
100
|
Tuntas
|
13.
|
RIKI
|
10
|
30
|
50
|
50
|
Tidak Tuntas
|
14.
|
RESTIKA AYU
|
70
|
80
|
70
|
80
|
Tuntas
|
15.
|
RISKA NOPELIA DEWI
|
60
|
70
|
80
|
90
|
Tuntas
|
16.
|
WARDA FADELA
|
30
|
50
|
60
|
100
|
Tuntas
|
17.
|
YARNO
|
60
|
60
|
60
|
90
|
Tuntas
|
18.
|
YURNI
|
20
|
40
|
60
|
70
|
Tuntas
|
19.
|
YOSVIETA SARI
|
30
|
40
|
50
|
60
|
Tuntas
|
20.
|
BENNI
|
30
|
40
|
60
|
70
|
Tuntas
|
Jumlah
|
830
|
1030
|
1270
|
1610
|
||
Nilai
rata-rata
|
41,5
|
51,5
|
63,5
|
80,5
|
||
Nilai ≤ KKM
|
13
|
11
|
7
|
2
|
||
Nilai ≥ KKM
|
7
|
9
|
13
|
18
|
Dari tabel 4.1,
nilai ketuntasan belajar siswa dari pra siklus, siklus I, II, dan III mengalami
peningkatan. Berikut ini digambarkan ketuntasan belajar siswa persiklusnya dengan
diagram 4.1:
Diagram 4.1
Ketuntasan Belajar Siswa
Ketuntasan
belajar siswa terus meningkat dari pembelajaran pra siklus yang dilakukan
sampai perbaikan pembelajaran siklus III. Hanya 2 orang siswa yang masih
memperoleh nilai dibawah KKM pada siklus III. Dari tabel 4.1 rekapitulasi nilai
siswa terlihat peningkatan nilai rata-rata siswa, dari tes yang diberikan pada
siklus I sampai siklus III. Diagram perolehan nilai rata-rata digambarkan
dengan diagram 4.2 sebagai berikut:
Diagram 4.2
Nilai Rata-rata Siswa
Pada diagram 4.2
terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa, pada perbaikan pembelajaran siklus I
hanya 51,5 dan terus meningkat sampai perbaikan pembelajaran siklus III yaitu
80,5. Nilai rata-rata siswa terus meningkat setiap siklusnya, mulai dari
perbaikan pembelajaran siklus I sampai siklus III. Persentase ketuntasan
belajar siswa persiklus dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2
Persentase Ketuntasan Belajar
Siswa Persiklus
Ketuntasan
|
Pra siklus
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Siklus III
|
Tuntas
|
35%
|
45%
|
65%
|
90%
|
Tidak tuntas
|
65%
|
55%
|
35%
|
10%
|
Dari tabel 4.2
yang menunjukkan ketuntasan belajar siswa setiap siklusnya digambarkan dengan
diagram 4.3 dibawah ini:
Diagram 4.3
Persentase Ketuntasan Belajar
Siswa Persiklus
Persentase
ketuntasan belajar siswa persiklusnya mengalamai peningkatan yang cukup
berarti. Kegiatan pembelajaran pra siklus siswa yang tuntas sebanyak 35%,
meningkat pada siklus I 45%, siklus II 65% dan terus meningkat pada siklus III
sebanyak 90%. Hal ini terjadi karena guru telah melakukan perbaikan dalam melakukan
pembelajaran, baik perencanaan dan pelaksanaan. Dan akhirnya guru menggunakan
metode yang tepat untuk menyampaikan materi pembelajaran yaitu metode kerja
kelompok pada siklus III. Melalui pengamatan aktifitas siswa setiap siklus yang
dilakukan, diperoleh data pada tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3
Aktifitas Siswa Setiap Siklus
No.
|
Aspek
Pengamatan
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
Siklus
III
|
1.
|
Memperhatikan
penjelasan guru
|
10
|
14
|
18
|
2.
|
Bertanya
|
6
|
8
|
12
|
3.
|
Menjawab
pertanyaan yang diajukan
|
7
|
12
|
14
|
Pada diagram
4.4 terlihat peningkatan aktivitas belajar siswa mulai dari siklus I sampai
siklus III. Siswa termotivasi dan tertarik mengikuti pelajaran yang ditunjukkan
dengan meningkatnya perhatian siswa terhadap penjelasan guru, siswa berani
bertanya, dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Dalam proses perbaikan
pembelajaran siklus III, guru juga melakukan pengamatan terhadap 4 kelompok
dengan hasil pengamatan pada tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4. 4
Penilaian Perkelompok Siklus III
Uraian
|
Kelompok
|
Nilai
|
Hasil
|
Kerjasama
|
1
|
80
|
(baik)
|
2
|
80
|
(baik)
|
|
3
|
60
|
(cukup)
|
|
4
|
80
|
(baik)
|
|
Keaktifan
|
1
|
80
|
(baik)
|
2
|
80
|
(baik)
|
|
3
|
80
|
(baik)
|
|
4
|
80
|
(baik)
|
|
Penyampaian laporan
|
1
|
80
|
(baik)
|
2
|
60
|
(cukup)
|
|
3
|
60
|
(cukup)
|
|
4
|
80
|
(baik)
|
Selanjutnya
aktifitas siswa setiap siklus dapat digambarkan dengan diagram 4.4 sebagai
berikut:
Diagram 4.4
Diagram Aktifitas Siswa
Setiap Siklus
Dari
pengamatan yang dilakukan pada aktivitas kelompok pada perbaikan pembelajaran
siklus III aktivitas belajar siswa meningkat. Antar kelompok saling bersaing
menyelesaikan tugas yang diberikan dan berkerja sama dengan anggota
kelompoknya.
B. Pembahasan
Perbaikan
pembelajaran dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan aktivitas
dan hasil belajar siswa. Berikut adalah hasil pengamatan pada siklus III :
1.
Siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran
2.
Siswa bekerjasama dan aktif dalam kelompoknya
3.
Tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan cepat dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4.
Siswa merasa senang dengan pelajaran, karena siswa dilibatkan
lansung dalam proses pembelajaran.
5.
Antar kelompok terjadi persaingan yang sehat.
6.
Siswa yang pintar dapat membantu temannya yang kurang pintar
dalam kelompoknya.
7.
Siswa berani mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan
lebih fokus terhadapa materi yang disampikan.
8.
Hasil belajar siswa meningkat.
Pada siklus I dan II masih terdapat kelemahan guru dalam
merencanakan, mengelola, dan menggunakan metode pembelajaran. Pada siklus I
guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan saja sehingga
siswa terlihat jenuh dan bosan dengan materi yang disampaikan dan pada siklus
II guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan pada siklus
III guru menggunakan metode kerja kelompok, dari pengamatan terlihat semua
siswa aktif dan berusaha bersaing dengan kelompok lain serta siswa fokus
terhadap materi yang disampaikan.
Penggunaan metode kerja kelompok dalam dalam perbaikan
pembelajaran dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa pada mata
pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 3 Membalong. Hal ini terlihat dari
meningkatnya nilai rata-rata dan siswa yang tuntas mulai dari pra siklus,
siklus I, sampai siklus III. Kegiatan pembelajaran pra siklus hanya 35%, siklus
I 45%, siklus II 65% siswa yang mendapat
nilai ≥ KKM, dan pada siklus III ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 90%.
Perbaikan pembelajaran berhasil dilaksanakan sampai
siklus III. Ternyata dengan menggunakan metode yang tepat sesuai tujuan
pembelajaran membuat siswa aktif dan dapat menyerap materi yang disampaikan
sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Dari
hasil proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan, maka dapat diambil suatu
kesimpulan sebagai berikut :
a. Penggunaan metode kerja
kelompok dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, karena mereka termotivasi mengikuti
pembelajaran sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Hal
ini ditunjukkan dari ketuntasan belajar siswa yang mencapai 90% pada siklus
III.
b.
Penggunaan metode kerja kelompok dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Setiap kelompok saling
bersaing dan siswa yang sebelumnya pasif menjadi aktif dalam kelompoknya.
Kedua kesimpulan diatas sesuai dengan pendapat Hamalik (2001)
yang mengemukakan cara menggerakkan motivasi belajar siswa salah satunya dengan
kerja kelompok. Dengan kerja kelompok dimana melakukan kerjasama dalam belajar,
setiap anggota kelompok turutnya, kadang-kadang perasaan untuk mempertahankan
nama baik kelompok menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan
diatas, maka guru disarankan sebaiknya melakukan beberapa hal dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran, yaitu :
a.
Menggunakan metode yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan kemampuan siswa yang belajar.
b.
Menggunakan lebih dari satu atau dua metode pembelajaran,
karena setiap metode mempunyai kelemahan dan kelebihan
c.
Penyampaian materi kegiatan ekonomi dalam pemanfaatan sumber
daya alam akan lebih baik jika menggunakan metode kerja kelompok, sebab
penggunaan metode tersebut akan memotivasi siswa mengikuti pelajaran, sehingga hasil dan
aktivitas belajarnya maksimal. Hal ini telah terbukti di kelas IV SD Negeri 3 Membalong pada mata
pelajaran IPS.
Disamping ketiga hal tersebut, guru sebaiknya
berkoordinasi dengan teman seprofesinya dan pihak-pihak lain yang terkait
sehingga dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan pengalaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Anitah S.W; dkk.
(2009) Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Hamalik O. (2001) Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT.
Bumi Aksara
Purwati D. (2009) Model Pembelajaran Kelompok.
http://gurupkn3smp.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-kelompok_9776.html (diakses pada tanggal 8 Maret 2011)
Sardjiyo, Sugandi,
Ischak (2009) Pendidikan IPS di SD.
Jakarta:
Universitas Terbuka
Satori D. ; dkk.(2008)
Profesi Keguruan. Jakarta :
Universitas Terbuka
Mikarsa H L, Taufik
A, Prianto P L. (2009) Pendidikan Anak di
SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Tjokrodikaryo M.,
Soetjipto. R. (1974-1975) Metodologi Ilmu
Pengetahuan Sosial untuk SPG. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
Tim Penyusun Kamus
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1997),
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Wardhani, I G A K;
dkk. (2008) Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Jakarta :
Universitas Terbuka
Winataputra U S; dkk. (2007) Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Universitas Terbuka
Yasa
D. (2008) Model Pembelajaran Kooperatif.
http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/
(diakses pada tanggal 8 Maret 2011)
http://qizz234.blogspot.com/ untuk contoh PTK atau PKP yang terbaru
BalasHapushttp://qizz234.blogspot.com/ untuk contoh PTK atau PKP yang terbaru
BalasHapusIs The Star Gold Coast Casino Casino a Bad Place to Play? - Dr
BalasHapusI started on my 남양주 출장샵 gambling journey at the 안동 출장안마 Gold Coast in 전라북도 출장안마 2003 and 제천 출장마사지 became very involved with casino and entertainment while at the casino I was the only 순천 출장샵